PERJALANAN KARIER ANAK JELATA.... *APRIL 2006 - 20 OKTOBER 2014 SEBAGAI KSK KECAMATAN ARSO. *20 OKTOBER 2014 - 9 SEPT 2016 KASIE STATISTIK PRODUKSI. *09 SEPTEMBER 2016 - 27 DESEMBER 2020 DILANTIK KASUBAG TU. *28 DESEMBER 2020 - SAMPAI SEKARANG, DILANTIK KASUBAG UMUM.
Jumat, 07 Oktober 2016
Senin, 03 Oktober 2016
Senin, 26 September 2016
PROSES BISNIS YANG SILO vs
TERINTEGRASI
Home
/ PROSES BISNIS YANG SILO vs TERINTEGRASI
BPS telah melakukan berbagai inovasi dan menunjukkan
prestasi untuk meningkatkan kualitas data statistik yang dihasilkan. Hal ini
mengharumkan nama baik BPS sebagai sebuah NSO (National Statistic Office)
yang ternama diantara negara lainnya.
Walaupun demikian masih banyak hal yang perlu
diperbaiki, terutama karena proses bisnis yang dilakukan saat ini masih
bersifat silo, artinya tiap Subject Matter (SM) menjalankan
keseluruhan proses bisnis statistik secara independen. Setiap SM memiliki
proses bisnis sendiri dimulai dari proses yang paling awal, identifikasi
kebutuhan dan perencanaan termasuk anggarannya sampai dengan proses evaluasi.
Dapat dikatakan proses bisnis statistik yang ada di BPS saat ini belum
terstandarisasi. Perangkat pendukung TI yang digunakan tiap SM juga tidak sama,
baik aplikasi maupun bahasa pemrograman yang digunakan.
Beragamnya proses bisnis diantara SM dan beragamnya
aplikasi yang digunakan di BPS pada akhirnya berdampak kepada
kualitas data yang dihasilkan. Respondent burdent tinggi karena
responden industri menerima survei dengan pertanyaan yang serupa dalam waktu
dekat sehinga menurunkan respond rate. Beban kerja petugas lapangan juga
tinggi dengan tumpang tindihnya survei satu dengan survei lainnya. Hal ini
masih ditambah lagi dengan beragamnya perubahan-perubahan terhadap aplikasi
yang digunakan di BPS.
Kualitas Data BPS, Efisiensi, dan Efektivitas
Kualitas Data BPS dinilai belum optimal. Proses bisnis
statistik yang belum terintegrasi, kebijakan dan prosedur penjaminan kualitas
yang belum optimal menyebabkan rendahnya kualitas data yang dihasilkan BPS.
Akses yang terbatas terhadap data BPS adalah salah satu kondisi yang perlu
diperhatikan. Upaya perbaikan terhadap situs BPS masih belum user-friendly,
sehingga banyak informasi yang belum bisa ditampilkan dengan baik. Disamping
itu, data BPS juga tidak mudah untuk dipahami, adanya ketidaksempurnaan akurasi
dan relevansi data, serta ketepatan waktu dalam penerbitan data.
Pada akhirnya, pihak pengguna data yang terkena
dampaknya. Mereka kurang dapat memanfaatkan data statistik yang dihasilkan BPS.
Kalaupun data tersebut ada, masih ada pengguna data yang mempertanyakan
kualitas data BPS. Oleh karenanya banyak perubahan yang harus dilakukan agar
BPS dapat mewujudkan visinya menjadi penyedia data statistik yang terpercaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BPS membutuhkan
reformasi yang bersifat menyeluruh, mulai dari standarisasi proses bisnis
statistik, menggunakan konsep definisi yang sama, merancang infrastruktur
statistik yang terintegrasi, membangun infrastruktur TI yang relevan dan
modern, merancang ulang struktur organisasi yang optimal untuk mendukung bisnis
proses yang baru, budaya organisasi yang inovatif dan responsif terhadap
pengguna data serta sistem SDM berbasis kompetensi. Semua kebutuhan ini
telah diidentifikasi di dalam rangkaian program STATCAP CERDAS yang saat ini
sedang berjalan. Key Principle atau prinsip-prinsip utama dalam
merancang the future of BPS dan SBFA (Statistical Business Framework
Architecture) sudah ditetapkan jajaran Pimpinan, akan segera disosialisasikan.
Ikuti informasi berikutnya agar Anda bisa ikut mengambil bagian dalam
mempersiapkan BPS baru menjadi NSO berkelas dunia.
Hits : 1433
Rabu, 31 Agustus 2016
Rabu, 16 Maret 2016
Langganan:
Postingan (Atom)