Halaman

Senin, 26 September 2016

HISTORI TANGGAL 9 SEPTEMBER 2016


PROSES BISNIS YANG SILO vs TERINTEGRASI
Home / PROSES BISNIS YANG SILO vs TERINTEGRASI
Description: email-blast_what_statcap_w1sept_final
BPS telah melakukan berbagai inovasi dan menunjukkan prestasi untuk meningkatkan kualitas data statistik yang dihasilkan. Hal ini mengharumkan nama baik BPS sebagai sebuah NSO (National Statistic Office) yang ternama diantara negara lainnya.
Walaupun demikian masih banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama karena proses bisnis yang dilakukan saat ini masih bersifat silo, artinya tiap Subject Matter (SM) menjalankan keseluruhan proses bisnis statistik secara independen. Setiap SM memiliki proses bisnis sendiri dimulai dari proses yang paling awal, identifikasi kebutuhan dan perencanaan termasuk anggarannya sampai dengan  proses evaluasi. Dapat dikatakan proses bisnis statistik yang ada di BPS saat ini belum terstandarisasi. Perangkat pendukung TI yang digunakan tiap SM juga tidak sama, baik aplikasi maupun bahasa pemrograman yang digunakan.
Beragamnya proses bisnis diantara SM dan beragamnya aplikasi yang digunakan di BPS   pada akhirnya berdampak kepada kualitas data yang dihasilkan. Respondent burdent tinggi karena responden industri menerima survei dengan pertanyaan yang serupa dalam waktu dekat sehinga menurunkan respond rate. Beban kerja petugas lapangan juga tinggi dengan tumpang tindihnya survei satu dengan survei lainnya. Hal ini masih ditambah lagi dengan beragamnya perubahan-perubahan terhadap aplikasi yang digunakan di BPS.
Kualitas Data BPS, Efisiensi, dan Efektivitas
Kualitas Data BPS dinilai belum optimal. Proses bisnis statistik yang belum terintegrasi, kebijakan dan prosedur penjaminan kualitas yang belum optimal menyebabkan rendahnya kualitas data yang dihasilkan BPS. Akses yang terbatas terhadap data BPS adalah salah satu kondisi yang perlu diperhatikan. Upaya perbaikan terhadap situs BPS masih belum  user-friendly, sehingga banyak informasi yang belum bisa ditampilkan dengan baik. Disamping itu, data BPS juga tidak mudah untuk dipahami, adanya ketidaksempurnaan akurasi dan relevansi data, serta ketepatan waktu dalam penerbitan data.
Pada akhirnya, pihak pengguna data yang terkena dampaknya. Mereka kurang dapat memanfaatkan data statistik yang dihasilkan BPS. Kalaupun data tersebut ada, masih ada  pengguna data yang mempertanyakan kualitas data BPS. Oleh karenanya banyak perubahan yang harus dilakukan agar BPS dapat mewujudkan visinya menjadi penyedia data statistik yang terpercaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BPS membutuhkan reformasi yang bersifat menyeluruh, mulai dari standarisasi proses bisnis statistik, menggunakan konsep definisi yang sama, merancang infrastruktur statistik yang terintegrasi, membangun infrastruktur TI yang relevan dan modern, merancang ulang struktur organisasi yang optimal untuk mendukung bisnis proses yang baru, budaya organisasi yang inovatif dan responsif terhadap pengguna data serta sistem SDM  berbasis kompetensi. Semua kebutuhan ini telah diidentifikasi di dalam rangkaian program STATCAP CERDAS yang saat ini sedang berjalan. Key Principle atau prinsip-prinsip utama dalam merancang the future of BPS dan SBFA (Statistical Business Framework Architecture) sudah ditetapkan jajaran Pimpinan, akan segera disosialisasikan. Ikuti informasi berikutnya agar Anda bisa ikut mengambil bagian dalam mempersiapkan BPS baru menjadi NSO berkelas dunia.
Hits : 1433